STUDI LITERATUR
DAN STUDI KASUS EKOLOGI ESTETIK
Eko-Estetik,
yaitu mengedepankan tentang apa yang disebut konsep wacana baru, yang
menekankan spiritualitas dalam hubungan sosial dan lingkungan dan
dimensi-dimensi tentang perubahan sosial, yang menggambarkan tentang visi
idealis kesadaran global, yang bermula dari refleksi individual dan kesadaran
ekologi, serta yang kemudian bias mengantarkan pada kemantapan peradaban dan
kebudayaan baru
secara menyeluruh.
eko arsitektur adalah istilah holistik
yang sangat luas dan mengandung semua bidang.
Perbandingan siklus energi, materi pada rumah biasa dan rumah ekologis
Orientasi bangunan,Pencegah radiasi matahari dan Atap ganda Rumah Tinggal Ken
Yeang, di Malaysia Sumber
Heinz Frick Mendekati masalah perancangan arsitektur dengan konsep ekologi,
berarti ditujukan pada pengelolaan tanah, air dan udara untuk keberlangsungan
ekosistim. Efisiensi penggunaan sumber daya alam tak terperbarui (energi)
dengan mengupayakan energi alternatif (solar, angin, air, bio).
Ekologi
arsitektur
Eko berarti lingkungan , sedangkan Arsitektur
adalah, suatu bentuk atau masa, atau juga tata ruang yang terencana secara
fungsional yang direncanakan oleh arsitek serta disiplin ilmu lain yang
terlibat di dalamnya, maka Eko Arisitektur adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan tidak hanya bentuk masa bangunan, material, tata ruang
ataupun nilai kearifan lokal yang ada, namun juga kepedulian terhadap bangunan
tersebut, bagaimana mengartikan fungsi bangunan tersebut, bagaimana mengelola
dan merawatnya.
Keselarasan antara bangunan dengan alam
sekitarnya, mulai dari Atmosfer, biosfer, Lithosfer serta komunitas
menghasilkan kenyaman, kemanan, keindahan serta ketertarikan. Eko arsitektur
telah lama diterapkan di Eropa, Amerika dan Asia tentunya, dimulai dengan
perencanaan resort, villa, lodge, dan taman yang bertujuan sebagai tempat
peristirahatan, rekreasi, camping ground,atau lainnya, sementara nilai-nilai
ekologi adalah kewajiban yang dibawa ke dalamnya. Namun, setelah
semakain banyak timbul bencana, nilai ekologi kembali diterapkan sebagai
prioritas.
Bangunan Ekologi
(Eco Building)
Bangunan Ekologi (Eco Building), lebih
Spesifik ke bentuk masa bangunan, Utilitas (listrik, air, udara, limbah,
sampah) serta penegasan pada material yang digunakan, dan energi yang
digunakan.
Ecolodge ( Penginapan
yang Berwawasan Ekologi )
asilitas penginapan di kawasan yang
terpelihara dan dilindungi sebagai penunjang industri ekowisata. Ecolodge harus
memenuhi 3 persyaratan global, yaitu:
1.
Perlindungan/pelestarian terhadap budaya dan lingkungan sekitar
2. Manfaat
positif terhadap komunitas sekitar
3. Sebagai sumber
informasi bagi masyarakat lokal dan pendatang
Eko Arsitektur berfungsi sebagai
sarana edukasi serta analisis untuk mewujudkan fasilitas fisik berwawasan
lingkungan. Dengan dilakukannya perencanaan secara Eko Arsitektur, maka akan
terwujud keselarasan antara fasilitas fisik dengan Lingkungan.
Berikut
disiplin Ilmu yang dapat bekerja sama dalam mewujudkan Eko Arsitektur:
- Arsitektur,
perencana yang mewujudkan konsep sebelumnya yang telah diolah maksimal
sehinggga layak dituangkan ke dalam disain .
- Teknik
Geologi, mengetahui kondisi struktur tanah secara teknik sipil,
- Teknik
Mineral, mengetahui sumber air dan cara pengelolaannya.
- Teknik
sipil, mengetahui kelayakan penggunaan struktur fisik bangunan, serta
perhitungannya.
- Ahli
Pertanian/Landscape/kehutanan, mengetahui jenis serta manfaat vegetasi (
penghijauan ).
- Ekonomi,
mengontrol sistem administrasi serta keuangan secara keseluruhan
Tujuan Bangunan
yang berwawasan Lingkungan
- Sebagai
panutan masyarakat mengenai pentingnya studi lingkungan sebelum mendirikan
bangunan.
- Memberikan
arahan bentuk bangunan yang sesuai dengan lingkungan serta budaya sekitar.
- Memberikan
contoh perletakan tapak bangunan tanpa menimbulkan pengaruh negatif
terhadap lingkungan.
- Mengikutsertakan
masyarakat dalam proses pembangunan, sebagai pembelajaran serta
peningkatan ekonomi local.
- Memberikan
contoh pengelolaan serta perawatan bangunan ekologi,
- Memberikan
kontribusi terhadap lingkungan sekitar untuk merawat sumber material
local.
mengajak masyrakat untuk dapat
memahami cara merawat, menggunakan serta mamanfaatkan sumber material local Pengaruh
fisik bangunan
Terhadap matahari
Secara klimatologi matahari
berorientasi dari timur kebarat, dan perlu juga kita pertimbangkan pengaruh
positif dan pengaruh negative dari matahari ke bangunan, pengaruh positifnya,
antara lain:
- Sumber
Energy Alternatif sebagai utilitas bangunan
- Sumber
pencahayaan, minimalisasi pemakaian lampu
- Memberikan
Suhu yang stabil terhadap bangunnan dan menetralisasi kelembaban
- Memberikan
energi dan nutrisi terhadap vegetasi sekitar bangunan
Pengaruh
negatifnya, yaitu:
- Cahaya
yang masuk berlebihan menyebabkan suhu ruang menjadi tinggi dan
membuat ketidaknyamanan penggunanya
- Penyinaran
matahari langsung menyebabkan berkurangnya kualitas serta ketahanan fisik
material bangunan
- Menimbulkan
kekeringan atau kegersangan sekitar bangunan sehingga mengurangi jumlah
jasad Retnik dan mikro organisme tanah, dan menyebabkan menurunnya
kualitas tanah
- Terhadap
angin
- Pengaruh
positifnya terhadap bangunan yaitu:
- Menjaga
kestabilan suhu ruang pada saat siang atau malam hari, minimalisasi
pendingin buatan\
- menciptakan
sumber energi alternatif untuk kebutuhan utilitas bangunan
Pengaruh negatif, sebagai berikut:
- Tidak
teraturnya suhu ruang, dan pergumulan angin yang berlebihan di dalam
ruang, membuat ketidaknyaman penggunanya
- Terlalu
kencangnya angin menyebabkan rusaknya fisik bangunan atau sarana
pendukungnya
Pengaruh negatif, sebagai berikut:
Antisipasinya
adalah:
- Meletakan
tapak bangunan tidak berlawanan arah angin
- Membuat
bukaan seperlunya agar sirkulasi angin bergerak normal
- Menanam
pohon-pohon dengan tinggi dan jenis yang bervariasi, serta jarak yang
sesuai sehingga tanaman yang berfungsi sebagai buffer yang menjaga
kestabilan sirkulasi angin di luar ruangan
- Menggunakan
Angin sebagai sumber Energi Alternatif
- Menyediakan
sarana pendukung pergerakan angin pada fisik bangunan, sehingga angin
bergerak sesuai dengan jalurnya.
- Aliran
air
Dampak
positifnya yaitu:
- Kebutuhan
utama di dalam bangunan bangunan
- Objek
Estetika
- Energi
Alternatif utilitas bangunan
- Kelangsungan
hidup jasad retnik tanah serta tumbuhan
Dampak
negatifnya yaitu:
- Menghancurkan
kestabilan fisik bangunan
- Kelembaban
tinggi, dan menimbulkan ketidaknyamanan penggunanya
- Mudah
tercemar, sehingga menurunnya kualitas air sebagai kebutuhan utama
- Merusak
struktur dan fisik tanah
Dampak – dampak
positif dan negatif dari air juga dapat kita manfaatkan dengan cara:
- Merencanakan
tapak bangunan yang tidak berlawanan atau tidak berada di konsentrasi
jalur air yang ada
- Menyediakan
pendukung bangunan yang sesuai untuk antisipasi terpaan air secara
langsung
- Menggunakan
material-material yang tahan terhadap air secara langsung
- Menjaga
kelestarian tumbuhan-tumbuhan yang ada sehingga air dapat berjalan secara
alami
- Menyediakan
fasilitas-fasiltas pengairan yang optimal
- Menyediakan
fasilitas-fasilitas penetralisiran air, sehingga air aman untuk lingkungan
Vegetasi .
Vegetasi
sangat dibutuhkan bagi bangunan, serta lingkungan bangunan, yaitu
- Sebagai
penetralisir pengaruh dari angin dan matahari
- Sebagai
penahan pengikisan tanah
- Menjaga
kestabilan serta kesuburan tanah
- Pelepasan
organ dari tanaman dapat digunakan sebagai pupuk organic
- Dapat
diterapkan sebagai suatu media pendidikan
- Dapat
menambah estetika sekitar bangunan, dan menambah kenyaman dalam dan luar
bangunan
- Variasi
jenis tanaman dapat mengantispasi fisik dari pengaruh yang datang
(matahari , angin, hujan, Hewan, Air tanah, dll)
Sampah
Sampah adalah suatu atensi yang
penting dalam menciptakan hunian atau kawasan yang Ekologis. Karena Suatu
hunian tidak dapat dikatakan Ekologis jika sampah tidak terkelola dengan baik,
beberapa pengaruh negatif sampah terhadap hunian yang Ekologis, yaitu:
- Menyebabkan
lingkungan hunian menjadi kotor dan dapat menimbulkan penyakit dan
pencemaran lingkungan
- Hilangnya
nilai-nilai Estetika dan kenyamanan
- Menimbulkan
Kerusakan fisik bangunan
Untuk
mengantisipasi perlu di akukan pengelolaan secara berkelanjutan, dengan cara
Daur ulang, Pengkomposan, pengurukan, dan beberapa prinsip yang bias di
terapakn di dalam lingkungan keseharian dengan sistem 4R, yaitu:
- Reduce
(Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material
yang kita pergunakan.
- Reuse
(Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai
kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai,
buang).
- Recycle
(Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna
lagi, bisa didaur ulang.
- Replace
( Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang
barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah
lingkungan.
Ketentuan
perletakan Tapak bangunan secara Ekologi
Hal-hal yang perlu di perhatikan di
dalam penerapan tapak bangunan secara ekologi yaitu:
- Master Site Planning, yaitu melakukan perencanan global seperti :
Zonning (pembagian kebutuhan-kebutuhan ruang sesuai dengan fungsinya),
Accesibilitas (pencapaian yang fungsional ke lokasi tapak atau fasilitas),
- Master Site Planning, yaitu melakukan perencanan global seperti : Zonning (pembagian kebutuhan-kebutuhan ruang sesuai dengan fungsinya), Accesibilitas (pencapaian yang fungsional ke lokasi tapak atau fasilitas),
- Site Design, yaitu melakukan perencanan yang
spesifik terhadap lokasi fasilitas, seperti : Structure Sitting(penerapan
struktur bangunan yang disesuaikan dengan kondisi angin, matahari,tanah,air,
serta vegetasi),Road design (perencanaan jalan-jalan utama, jalan alternatif
atau jalan pendukung secara jelas & fungsional baik dari system pembagian
kebutuhan maupu penerapan bahan), Nature Trails (pemeliharaan atau perencanaan
jalur-jalur alami yang menjadi saranan wisata hutan, serta manjadikan objek-objek
alam sebagai media informasi), dll.
- Planting Design,yaitu perencanaa landscape garden/taman yang berguna dan
sesuai dengan pola perancanaa ruang luar bangunan, seperti : Indigenous
Plant (penggunaan serta penyesuaian tanaman-tanaman awal dengan dengan
kebutuhan tapak bangunan), Preservation tree ( Menggunakan pohon – pohon yang
telah eksis menjadi suatu dasar perencanaan vegetasi), Pest management
(melakukan pengawasan scara teratur terhadap serangga/hama yang menggangu
fasilitas atau lingkungan, meminimalisasi penggunaan pestisida dan kembali
menggunan bahan-bahan/tumbuhan alami sebagai pengusir serangga), Landscape
Lighting (Pencahayaan lampu taman sebagaiknya dierencanakan sebaik mungkin
sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap hewan, serangga, tanaman dan
sebaliknya, dan menggunakan pencahayan dari lampu se-efektif mungkin),
- Planting Design,yaitu perencanaa landscape garden/taman yang berguna dan sesuai dengan pola perancanaa ruang luar bangunan, seperti : Indigenous Plant (penggunaan serta penyesuaian tanaman-tanaman awal dengan dengan kebutuhan tapak bangunan), Preservation tree ( Menggunakan pohon – pohon yang telah eksis menjadi suatu dasar perencanaan vegetasi), Pest management (melakukan pengawasan scara teratur terhadap serangga/hama yang menggangu fasilitas atau lingkungan, meminimalisasi penggunaan pestisida dan kembali menggunan bahan-bahan/tumbuhan alami sebagai pengusir serangga), Landscape Lighting (Pencahayaan lampu taman sebagaiknya dierencanakan sebaik mungkin sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap hewan, serangga, tanaman dan sebaliknya, dan menggunakan pencahayan dari lampu se-efektif mungkin),
- PermaCulture (penerapan unsur- unsur budaya
lingkungan lokal ke dalam bentuk bangunan, pemanafaatan komunitas, sehingga
menunjukan jati diri yang jelas apa serta mengapa di wujudkannya suatu
fasilitas yang ekologis )
Jadi dalam penerapan tapak bangunan
secara fisik dan non fisik di perlukannya penkajian secara matang, sehingga
tidak menimbulkan pengaruh-pengaruh negatif dari luar ke dalam maupun dari
dalam keluar untuk mewujudkan suatu fasilitas seperti Ecolodge Konsep Disain
Bangunan Ekologi
Bentuk Masa
Bangunan
Bentuk masa bangunan secara ekologi,
yaitu pengadopsian bentuk – bentuk yang ramah lingkungan, seperti : Bentuk
Arsitektur Tradisional local, Bentuk masa bangunan lebih terbuka sehingga ada
keterikatan antara lingkungan dan bangunan atau sebaliknya, di mensi bangunan
di olah semaksimal mungkin sehingga tidak terjadinya perbedaan yang mencolok
terhadap bangunan penduduk local, bentuk bangunan juga di sesuaikan dengan
material yang di gunakan.
Pencahayaan
Pencahayaan
secara umum terbagi menjadi, pencahayaan Alami (berasal dari Penerangan
matahari), dan pencahayaan buatan (dari lampu), pada bangunan ekologis
dianjurkan untuk mengurangi pemakaian cahaya buatan dengan cara memaksimalkan
bukaan seperti jendela atau ventilasi serta perhatikan orientasi matahari
sehingga dapat diterapkan penghalang-penghalang cahaya secara langsung ke
bangunan, seperti pohon, tirai, canopy dan lainnya. Perlu juga di ketahui dimensi
bukaan jendela dapat di ketahui dengan dengan rumus : ¼ x volume dinding
ruang (tergantung kondisi lingkungan).
Pencahayaan
Pencahayaan secara umum terbagi menjadi, pencahayaan Alami (berasal dari Penerangan matahari), dan pencahayaan buatan (dari lampu), pada bangunan ekologis dianjurkan untuk mengurangi pemakaian cahaya buatan dengan cara memaksimalkan bukaan seperti jendela atau ventilasi serta perhatikan orientasi matahari sehingga dapat diterapkan penghalang-penghalang cahaya secara langsung ke bangunan, seperti pohon, tirai, canopy dan lainnya. Perlu juga di ketahui dimensi bukaan jendela dapat di ketahui dengan dengan rumus : ¼ x volume dinding ruang (tergantung kondisi lingkungan).
Sirkulasi Udara
Bangunan Ekologi secara umum
memaksimalkan sirkulasi udara secara alami dan memminimalkan penggunaan udara
buatan seprti AC, Kipas angin, Exhause, dll. Jendela serta ventilasi yang
diterapkan pada bangunan harus sesuai dengan arah angin. Angin juga dapat
berlaku kasar terhadap lingkungan serta fisik bangunan, jadi perlu adanya
antisipasi terhadap pengaruh negatif angin, seperti, pembuatan ventilasi/bukaan
secara maksimal, pemasangan tirai – tirai, penaman pohon-pohon atau tanaman
yang sesuai dengan kondisi lingkungan
Material
Organik
Material Organik
- Material
yang dimaksud secara ekologi adalah material yang ramah lingkungan, dan
mudah di dapat, sebenarnya tidak larangan jika harus menggunakan bahan –
bahan modern yang ada, hanya saja volume penggunaan yang harus ada
kesepakatan. Di samping bahan konvensional secara umum dan modern,
material Ekologis secara spisifikasi dapat kita bedakan sebagai berikut:
- Pondasi, dapat menggunakan material:
batu kali, batu gunung, kayu/bambu sebagai pasak bumi
- Dinding, dapat menggunakan bahan
bambu, batu bata, kayu, tanah liat, bahan daur ulang dari kertas
- Jendela, dapat menggunakan kayu,
bambu, kertas, ( secara teknis dapat kita gunakan sebagai tirai )Atap, dapat
menggunakan daun – daunan, bambu, kayu, dan lainnya.
Gambar 2. : Cara membangun yang menghemat energi dan
bahan baku Sumber : Frick, Heinz & Suskiyatno, Fx. Bambang,
1998,Dasar-dasar Eko-Arsitektur, halaman 75
Gambar 3. Keterkaitan bangunan dan alam lingkungannya
Gambar 3. Keterkaitan bangunan dan alam lingkungannya
ESTETIK
DALAM ARSITEKTUR
Eko-Arsitektur
Ekologi
adalah hal-hal yang saling mempengaruhi segala jenis makhluk hidup (tumbuhan,
binatang, manusia) dan lingkungannya (cahaya, suhu, curah hujan, kelembapan,
topografi, dsb). Demikian juga proses kelahiran, kehidupan, pergantian
generasi, dan kematian yang semuanya menjadi bagian dari pengetahuan manusia.
Proses itu berlangsung terus dan dinamakan sebagai ‘hukum alam’.
Ekologi
didefinisikan sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan
kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan lingkungannya.
Ekologi dan Arsitektur
Atas dasar
pengetahuan dasar-dasar ekologi yang telah diuraikan, maka perhatian pada
arsitektur sebagai ilmu teknik dialihkan kepada arsitektur kemanusiaan yang
memperhitungkan juga keselarasan dengan alam dan kepentinagan manusia
penghuninya. Pembangunan rumah atau tempat tinggal sebagai kebutuhan kehidupan
manusia dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan alamnya dinamakan
arsitektur ekologis atau eko-arsitektur. (Krusche, Peret sl. Oekologisches
Bauen. Wiesbaden, Berlin 1982. Hlm.7 )
Sebenarnya,
eko-arsitektur tersebut mengandung bagian-bagian dari arsitektur biologis
(arsitektur kemanusiaan yang memperhatikan kesehatan), arsitektur alternative,
arsitektur matahari (dengan memanfaatkan energi surya), arsitektur bionic
(teknik sipil dan konstruksi yang memperhatikan kesehatan manusia), serta
biologi pembangunan.Eko-arsitektur tidak
menentukan apa yang seharusnya terjadi dalam arsitektur karena tidak ada sifat
khas yang mengikat sebagai standar atau ukuran baku. Namun, eko-arsitektur
mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya.
Apa Ciri yang perlu diperhatikan
dari Eko-Arsitektur?
1. Penyelidikan kualitas
2. Bentuk dan struktur bangunan
3. Pencahayaan dan warna
4. Keseimbangan dengan alam
5. Alam dan iklim tropis
6. Sinar matahari dan orientasi bangunan
7. Angin dan pengudaraan ruangan
Ketujuh
unsur ini harus dimiliki oleh bangunan eko-arsitektur
Contoh dari
bangunan eko arsitektur adalah Perpustakaan Pusat Unversitas Indonesia yang
berlokasi di Depok, Jawa Barat.
Perpustakaan
ini merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang dibangun pada tahun
1986-1987, yang dibangun di area seluas 3 hektare dengan 8 lantai yang didanai
oleh Pemerintah dan Industri dengan anggaran Rp 100 Miliar yang dirancang
bediri di atas bukit buatan yang terletak di pinggir danau. Perpustakaan ini
menganut konsep (Eco Building) mulai dibangun semenjak Juni 2009. Bahwa
kebutuhan eergi menggunakan sumber energy terbarukan yaitu energy matahari
(solar energy. Dengan konsep semua kebutuhan didalam gedung tidak diperbolehkan
mengunakan plastic dalam bentuk apapun dan bangunan ini didesain bebas asap
rokok, hemat istrik, air dan kertas. Selain itu, Perpustakaan ini memiliki 3-5
juta judul buku, dilengkapi ruang baca, 100 silent room bagi dosen dan
mahasiswa, taman, restoran, bank, serta toko buku. Perpustakaan ini
diperkirakan mampu menampung 10.000 pengunjung dalam waktu bersamaan atau
20.000 pengunjung per hari. Sebagian kebutuhan energi perpustakaan ini dipasok
dari pembangkit listrik tenaga surya.
Apa
Komponen Eko-Arsitektur yang diterapkan pada bangungan Perpustakaan Pusat UI
tsb?
– Penggunaan
Bukit Buatan pada Atap bangunan yang berfungsi sebagai pendingin suhu di dalam ruangan,
sehingga dapat mereduksi fungsi alat pendingin.
– Pencahayaan
Alami yang dilakukan melalui Jendela-jendela besar diseluruh ruangan sehingga
penerangan pada siang dan sore hari memanfaatkan sinar matahari melalui solar
cell
– Penggunaan sirkulasi yang maksimal melalui sistem void yang menghubungkan
antar ruang satu dengan yang lainnya seingga ruang terkesan saling menyambung.
– Penggunaan sirkulasi yang maksimal melalui sistem void yang menghubungkan antar ruang satu dengan yang lainnya seingga ruang terkesan saling menyambung.
– Untuk
memenuhi standar ramah lingkungan, bangunan dilengkap I oleh Sewage Treatmen
Plant yang berfungsi mengolah air kotor menjadi air bersih sehingga air dapat
dialirkan ke tanaman-tanaman yang berada dibukit/atap bangunan.
– Interior
dan Eksterior bangunan terbuat dari bahan alami yaitu bebatuan yaitu paliman
palemo dan batu alam andesit karena Curah hujan yang sedang sehingga pemilihan
bahan eksterior batu paling cocok karena selain tahan air juga tidak mudah
mengalami pelapukan selain itu penggunakan batu ini tidak perlu pengecatan
ulang.
Estetika di dalam
Objek Studi :
- Elok : Karena memiliki perbedaan dengan
bangunan-bangunan lainnya. Adanya unsur budaya yang ditonjolkan pada bangunan
ini.
- Pesona : Bangunan ini mampu menampilkan
pesona yang berbeda-beda namun tetap memikat pada musim yang berubah-ubah.
- Dinamis : Dinamis terlihat pada
pengulangan bentuk-bentuk dan warna. Warna sendiri tidak hanya gelap, terang,
tapi juga ada kesan metalik (berkilau).
- Kesatuan : Unsur garis yang tegas mampu
diharmoniskan dengan garis melengkung sehingga dihasilkan tampilan yang padu.
- Keseimbangan : Bangunan ini
memiliki bentuk yang simetris dimana sisi kanan dan kiri bangunan dibuat sama.
- Proporsi : Bangunan ini
memiliki proporsi seperti pada kuil-kuil di negara ini sendiri. Bentuk bangunan
akan semakin mengecil keatas sesuai dengan filosofi yang dianut. Namun tetap
menampilkan kesan kokoh dengan pemilihan bentuk geometri yang tegas.
- Skala : Bangunan ini
menampilkan diri lebih menonjol terhadap manusia, pohon, dan
lingkungan sekitarnya.
- Irama : Pengulangan bentuk
dapat ditemui pada peletakan bukaan serta ornamen yang menempel pada
bangunan ini.
2. Burj Al Arab
Tentang Objek Studi
•Arsitek : Tom Wright (WS Atkins)
•Lokasi : Dubai, Uni Emirat Arab
•Konstruksi : 1994 – 1999
•Langgam : Postmodern
•Bangunan : Hotel
•Burj Al Arab (رج العرب, "Tower of
the Arabs") adalah sebuah bangunan hotel mewah di Dubai.
•Didesain oleh Tom Wright dari WS Atkins PLC.
•Tinggi bangunan 321 m.
•Dibangun di atas pulau buatan sejauh 280 m
dari pantai Jumeirah.
Konstruksi dan Desain
• Konstruksi dimulai pada tahun 1994.
• Dibangun menyerupai layar dari ‘dhow’.
• Dua tiang membentuk huruf V menyerupai
tiang layar.
• Bangunan dimaksudkan menjadi landmark
dan simbol dari kota Dubai
• Dibangun oleh kontraktor Afrika Selatan
Murray & Roberts dengan biaya 650 juta $ atau sekitar
624 milyar rupiah.
Keterpaduan
•Bentuk
Bentuk dasar bangunan menyerupai
layar.
•Warna
Warna bangunan terdiri dari warna putih
dan abu-abu logam serta beton. Pada malam hari, layar disinari oleh
lampu yang berubah warna.
•Tekstur
Bangunan menggunakan rangka baja dan
beton bertulang. Fasad didominasi oleh jendela kaca memanjang
horizontal. Layar menggunakan bahan fiberglass
berlapis teflon.
•Penghadiran
Bangunan menekankan unsur horizontal
dengan kolom-kolom dan bukaan sehingga bangunan terkesan lebar.
Keseimbangan
•Keseimbangan bangunan dihadirkan dengan
bentuk yang simetris.
•Bangunan dikehendaki menjadi ikon dari dubai
layaknya eiffel di perancis serta opera house di sidney.
•Bangunan berkesan dinamis dan tegas.
Irama
- Pada bagian depan bangunan terdapat
pengulangan teratur pada jendela bangunan.
- Struktur tiang luar bangunan dengan outline
layar.
- Rangka baja diagonal pada sisi bangunan.
- Pengulangan juga diterapkan pada ornamen
interior bangunan.
Interior
Interior
Dasar Atrium
Dasar Atrium
|
Proporsi
•Terdapat proporsi yang sama pada
bangunan yaitu pada bagian tiang luar bangunan, garis tepi luar bangunan, serta
garis tepi luar layar.
Skala
•Tinggi bangunan 321 m dan merupakan bangunan
hotel tertinggi ke 4 di dunia.
3. Taj Mahal
3. Taj Mahal